tag:blogger.com,1999:blog-296448908841057952024-03-05T05:56:55.245-08:00Jamaah Muslim FisipolTransformatif untuk semuajamaah muslim fisipolhttp://www.blogger.com/profile/06876602329990992640noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-29644890884105795.post-6395098934626197992012-01-26T18:39:00.000-08:002012-01-26T18:40:58.707-08:00Fatwa Qardhawi: Benarkah Nabi Khidir Masih Hidup?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZCuBjbvP8rncsySJ83YcOhb5gJRMvT6kf8DZKA12FdOlim1TXDdcDPNeS78Qhg6i-lTzSXfMWgdm7x6GD60tH0VK_mcXpw218pYsKK13TrGvgkf9BG_neRmDx73Av-RxrnqD0VIQk4A/s1600/ilustrasi-_120126205054-654.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZCuBjbvP8rncsySJ83YcOhb5gJRMvT6kf8DZKA12FdOlim1TXDdcDPNeS78Qhg6i-lTzSXfMWgdm7x6GD60tH0VK_mcXpw218pYsKK13TrGvgkf9BG_neRmDx73Av-RxrnqD0VIQk4A/s320/ilustrasi-_120126205054-654.jpg" width="320" /></a></div>Al-Khidir adalah hamba yang saleh dan disebutkan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Kahfi, yaitu sebagai teman Nabi Musa AS, di mana Nabi Musa belajar kepadanya.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Khidir mensyaratkan kepadanya agar bersabar. Maka Musa menyanggupinya. Al-Khidir berkata, "Bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Khidir adalah seorang hamba yang diberi rahmat oleh Allah dan ilmu dari sisi-Nya. Musa terus berjalan bersamanya dan melihat Al-Khidir telah melubangi perahu. Maka Musa berkata, "Apakah engkau melubanginya supaya penumpangnya tenggelam?" Cerita selanjutnya telah disebutkan dalam Surat Al-Kahfi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Musa merasa heran atas perbuatannya, hingga Al-Khidir menerangkan kepadanya sebab-musabab dari perbuatan yang dilakukan itu. Pada akhir pembicaraannya, Al-Khidir berkata, "Bukanlah aku melakukan itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah penjelasan dari perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat bersabar atasnya." Maksudnya, semua perbuatan itu hanyalah karena kemauan Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagian orang berkata tentang Al-Khidir, "Ia hidup sesudah Musa hingga zaman Isa, kemudian zaman Nabi Muhammad SAW, ia sekarang masih hidup, dan akan hidup hingga Kiamat." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang-orang menulis kisah-kisah, riwayat-riwayat dan dongeng-dongeng bahwa Al-Khidir menjumpai si Fulan dan memakaikan kirqah (pakaian) kepada si Fulan dan memberi pesan kepada si Fulan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sama sekali tidak adil pendapat yang mengatakan bahwa Al-Khidir masih hidup—sebagaimana anggapan sementara orang—tetapi sebaliknya, ada dalil-dalil dari Al-Qur'an, sunah, akal dan ijma diantara para ulama dari umat ini bahwa Al-Khidir sudah tiada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya anggap cukup dengan mengutip keterangan dari kitab Al-Manaarul Muniif fil Haditsish Shahih wa adh-Dha'if karangan Ibnul Qayyim. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitab itu ciri-ciri dari hadis maudlu, yang tidak diterima dalam agama. Diantara cirinya ialah "hadis-hadis yang menceritakan tentang Al-Khidir dan kehidupannya." Semuanya adalah dusta. Tidak satu pun hadis yang shahih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di antara hadis maudlu itu ialah hadis yang berbunyi, "Bahwa Rasulullah SAW sedang berada di masjid, ketika itu beliau mendengar pembicaraan dari arah belakangnya. Kemudian beliau melihat, ternyata ia adalah Al-Khidir."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Juga hadis, "Al-Khidir dan Ilyas berjumpa setiap tahun." Dan hadis, "Jibril, Mikail dan Al-Khidir bertemu di Arafah."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibrahim Al-Harbi ditanya tentang umur Al-Khidir yang panjang dan bahwa ia masih hidup. Maka beliau menjawab "Tidaklah ada yang memasukkan paham ini kepada orang-orang, kecuali setan."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Bukhari ditanya tentang Al-Khidir dan Ilyas, apakah keduanya masih hidup? Maka ia menjawab, "Bagaimana hal itu terjadi?" Nabi saw telah bersabda, "Tidaklah akan hidup sampai seratus tahun lagi bagi orang-orang yang berada di muka bumi ini." (HR Bukhari-Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak imam lainnya yang ketika ditanya tentang hal itu, maka mereka menjawab dengan menggunakan Alquran sebagai dalil: "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jika kamu mati apakah mereka akan kekal?" (QS. Al-Anbiyaa': 34).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang hal itu, maka ia menjawab, "Andaikata Al-Khidir masih hidup, tentulah ia wajib mendatangi Nabi SAW dan berjihad bersamanya, serta belajar darinya."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika Al-Khidir itu manusia, maka ia tidak akan kekal, karena hal itu ditolak Alquranul Karim dan sunah yang suci. Seandainya ia masih hidup, tentulah ia datang kepada Nabi SAW. Nabi SAW telah bersabda, "Demi Allah, andaikata Musa masih hidup, tentu ia akan mengikuti aku." (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika Al-Khidir seorang Nabi, maka ia tidak lebih utama daripada Musa AS. Dan jika seorang wali, tidaklah ia lebih utama daripada Abu Bakar RA. Apakah hikmahnya sehingga ia hidup hingga kini—sebagaimana anggapan orang-orang—di padang luas, gurun dan gunung-gunung? Apakah faedahnya syar'iyah maupun akliah di balik ini? </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya orang-orang selalu menyukai cerita-cerita ajaib dan dongeng-dongeng fantastis. Mereka menggambarkannya menurut keinginan mereka, sedangkan hasil dari imajinasinya, mereka gunakan sebagai baju keagamaan. Cerita ini disebarkan diantara sebagian orang awam dan mereka menganggapnya berasal dari agama mereka, padahal sama sekali bukan dari agama. Hikayat-hikayat yang diceritakan tentang Al-Khidir hanyalah rekayasa manusia dan tidak diturunkan oleh Allah hujjah untuk itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Adapun mengenai pertanyaan, apakah ia seorang Nabi atau wali? Para ulama berbeda pendapat mengenai hal itu. Tampaknya yang lebih tepat Al-Khidir adalah seorang Nabi, sebagaimana tercantum pada ayat yang mulia dari Surat Al-Kahfi, "... dan bukanlah aku melakukannya menurut kemauanku sendiri..." (QS. Al-Kahfi: 82).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perkataan itu adalah dalil bahwa ia melakukan itu berdasarkan perintah Allah dan wahyu-Nya, bukan dari dirinya. Lebih tepatnya Al-Khidir adalah seorang Nabi bukan wali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: Republika.co.id</div>jamaah muslim fisipolhttp://www.blogger.com/profile/06876602329990992640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-29644890884105795.post-43978057381741110042012-01-23T08:39:00.000-08:002012-01-24T07:48:53.822-08:00Hikmah dalam setiap perintah Allah<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: 'Trebuchet ms', Arial, Tahoma, 'Century gothic', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 1px 1px 0px;">Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan pelajaran yang amat berharga. Beliau menyatakan bahwa setiap ibadah pasti ada hikmahnya, entah itu kita tahu atau pun tidak. <span id="more-70" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span>Berikut penjelasan beliau rahimahullah:</div><div style="background-color: white; color: #666666; font-family: 'Trebuchet ms', Arial, Tahoma, 'Century gothic', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 1px 1px 0px;">Setiap yang Allah perintahkan pasti ada hikmahnya, begitu pula yang Allah larang. Demikianlah yang diyakini oleh madzhab para fuqoha kaum muslimin, para imam dan kaum muslimin di berbagai penjuru negeri. Artinya di sini, tidak mungkin ada satu ibadah yang tidak ada hikmah di balik ibadah tersebut.</div><div style="background-color: white; color: #666666; font-family: 'Trebuchet ms', Arial, Tahoma, 'Century gothic', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 1px 1px 0px;">Semacam ibadah melempar jumrah, sa’i antara Shofa dan Marwah, perbuatan ini sendiri punya maksud untuk berdzikir pada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div><div style="background-color: white; color: #666666; font-family: 'Trebuchet ms', Arial, Tahoma, 'Century gothic', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 1px 1px 0px;">إِنَّمَا جُعِلَ الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَرَمْىُ الْجِمَارِ لإِقَامَةِ ذِكْرِ اللَّهِ</div><div style="background-color: white; color: #666666; font-family: 'Trebuchet ms', Arial, Tahoma, 'Century gothic', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 1px 1px 0px;">“Sesungguhnya sa’i antara Shofa dan Marwah dan melempar jumrah, tujuannya adalah untuk berdzikir pada Allah.”[1] Maka tidak tepat kita katakan tidak ada hikmah di balik ibadah mulia semacam itu.</div><div style="background-color: white; color: #666666; font-family: 'Trebuchet ms', Arial, Tahoma, 'Century gothic', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 1px 1px 0px;">Adapun melakukan hal yang diperintahkan dalam syari’at, lalu dikatakan tidak ada maslahat, tidak manfaat dan tidak ada hikmah kecuali sekedar melakukan ketaatan, artinya orang beriman cuma melakukannya saja, maka aku tidak tahu ada ibadah semacam ini.</div><br class="Apple-interchange-newline" />jamaah muslim fisipolhttp://www.blogger.com/profile/06876602329990992640noreply@blogger.com0